bisnis online

Sejarah Unik Pakaian

VIVAnews - Sepatu dan berbagai jenis busana yang Anda pakai saat ini memiliki sejarah yang cukup unik. Mulai dari alasan dibuatnya sepatu dan busana, proses pembuatan, hingga perkembangannya seperti sekarang. Berikut sejarah sepatu dan beberapa busana yang sangat menarik untuk diketahui.

Sepatu
Sepatu dengan bentuk konyol untuk kebutuhan mode pertama kali dibuat pada 1300-an di Eropa. Bentuk sepatu saat itu seperti sandal Aladin, dengan bagian depan yang sangat panjang. Bagian tersebut juga makin lama makin panjang dan membahayakan pemakainya.
Untuk mengurangi bahaya, orang Eropa saat itu kemudian mengikat ujung sepatu yang panjang pada lutut dengan rantai atau tali. Ujung sepatu yang panjang juga diisi dengan kain dan dibuat menjadi bentuk alat kelamin pria. Tentu saja hal ini membuat pemuka agama marah dan melarang orang untuk menggunakan sepatu dengan alasan agama.

Pada tahun 1500-an sepatu dilihat dengan cara lain. Penekanannya tidak lagi pada panjang tetapi lebar. Saat itu orang-orang mulai menggunakan sepatu dengan tumit setinggi 10 inci, yang menimbulkan banyak korban. Melihat hal itu, pihak kerajaan Inggris membuat peraturan bahwa hak sepatu tidak boleh lebih dari enam inci. Pada abad ke-16 banyak wanita Italia menambahkan hak pada sol sepatu mereka setinggi 8 inci. Hak tersebut terbuat dari kayu yang disebut chopines. Hal itu dilakukan untuk menjaga baju mereka dari kotoran yang ada di jalan menempel pada bagian bawah baju.

Baju berkerahKemeja atau baju berkerah yang yang saat ini banyak digunakan konsep dasarnya adalah berasal dari ruff atau bulu-bulu yang sering digunakan di leher. Ruff berfungsi untuk melindungi bagian tepi busana di daerah leher dari keausan.
Mengganti ruff juga lebih ekonomis daripada mengganti baju atau kemeja. Seperti pernyataan mode paling populer, orang-orang mulai bersaing satu sama lain menggunakan versi paling ekstrim dari ruff. Ruff pun berkembang menjadi semakin besar dan terbuat dari bahan yang kaku, hingga menyulitkan pemakainya untuk bergerak. 

Pada awal 1800-an kerah besar dan kaku semakin ekstrim hingga menimbulkan bahaya karena tajam dan melukai telingan. Bahkan hingga akhir 1902, HG Wells mengeluh bahwa kerah yang terbuat dari kain yang kaku membuat sakit leher  dan meninggalkan bekas merah di bawah telinga. Konsep baju berkerah seperti buatan POLO, sebenarnya bentuk kerah yang terbalik. Pada 1929, RenĂ© Lacoste menciptakan "kemeja tenis" dengan kerah terbalik untuk mencegah sengatan matahari pada leher.

BraDulu, sebagian besar wanita tidak menggunakan bra dan tidak menganggap dibutuhkan pakaian pakaian khusus untuk menyangga payudara. Pakaian yang digunakan memiliki tugas ganda yaitu membuat payudara terlihat lebih baik dan menutupinya. Korset pun muncul dan mendominasi dunia pakaian dalam wanita selama berabad-abad. Korset pun dirancang untuk membuat tubuh wanita terlihat lebih kecil dan belahan payudara lebih menarik.
Pada pertengahan 1800-an beberapa visioner menciptakan prototipe bra tetapi tidak berkembang. Istilah bra sendiri berasal dari majalah Vogue yang menggunakan nama "brassiere" pada 1907. Lalu, untuk bentuk bra yang kita gunakan saat ini, ditemukan oleh seorang sosialita bernama Mary Phelps Jacob pada 1910.

Ia menciptakan bra karena saat itu ingin mendatangi sebuah pesta makan malam menggunakan gaun barunya. Gaun tersebut terbuat dari bahan ringan dan tipis. Korset yang tebal dan kaku membuat gaun tersebut terlihat tidak cantik. Jacob kemudian kesal dan melempar korsetnya, ia lalu mengambil dua sapu tangan tipis dan menambahkan pita untuk menutupi payudaranya. Teman-temannya  kagum melihat penutup dada tersebut dan meminta Jacob untuk membuatkannya. Melihat peluang bisnis tersebut Jacob kemudian mengajukan permohonan paten untuk desain bra tersebut.

SEJARAH PEMBALUT WANITA

Dimulai dari zaman Mesir Kuno, orang Mesir kuno sudah mengenal pembalut yang pada saat itu masih terbuat dari daun papyrus yang dilembutkan dan bentuknya seperti tampon. Lalu berkembang di Yunani kuno dengan menggunakan bahan kapas halus dan dan dibungkus kayu kecil.

Berbagai macam bahan yang digunakan untuk pembalut wanita seperti rumput kering , wol, kapas, kain bekas, maupun serat sayuran. Bentuknya yiaitu dimasukan kedalam kantong dan diselipkan di antara kedua kaki.

Pada tahun 1867 ditemukan menstrual cup (mangkuk menstruasi). Mangkuk ini diletakan kedalam kantong kain yang dihubungkan dengan belt yang diikat di pinggang. Pada saat itu, wanita tidak menggunakan apa-apa dibalik roknya, sehingga jika sedang menstruasi, mereka memakai pembalut tersebut.

Pada tahun 1876, bahan dari mangkuk menstruasi tersebut diganti bahannya menjadi bahan karet yang memungkinkan dapat menampung darah haid, lalu terus mengalir melalui selang menuju ke kantong penampungan yang digunakan diluar badan. Namun, yang menggunakan menstrual cup hanya orang-orang tertentu saja. Orang miskin masih menggunkan kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai berulang kali, karena mereka tidak sanggup membeli menstrual cup.

Barulah pada perang dunia pertama, cikal bakal disposable pads (pembalut sekarang ini) ditemukan. Seorang perawat Perang Dunia pertama, ketika itu mereka menyadari bahwa pembalut yang mereka gunakan untuk membalut luka tentara ternyata bisa mereka gunakan ketika haid. Lalu pada tahun 1900-an, disposable pads dibuat.

Kotex adalah brand pertama untuk pembalut yang dilaunched di Amerika pada tahun 1920.

Inovasi pun terjadi. Pada tahun 1960-an, pembalut yang menggunakan belt mulai digantikan dengan pembalut yang menggunakan lem. Lem tersebut berfungsi untuk menahan pada bagian bawah celana dalam. Bahannya pun diganti, yang awalnya memakai bahan wood fiber dan cotton fiber, hingga bahan-bahan lainnya seperti jel.

Sampai sekarang, inovasi pembalut wanita terus dilakukan, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan wanita.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More